Berdamai dengan Diri Sendiri melalui #StopBodyShaming

"Gendutan ya..""Ih kok lengannya gedean sih?""Itu perut sampai belipet kaya lemper. Banyak lemaknya tuh.""Ya ampun paha besar banget."


bla..bla..bla...

Semua ucapan berbau fisik tentu akan di dengar oleh orang lain dari keluarga atau teman terdekatnya. Gw juga mengalami saat-saat ini. Dikatain gendutan lah, pipinya makin tembem lah, kok perutnya makin buncit, dll. Jujur saja semua itu tidak mudah untuk bisa gw terima. Karena gw merasa memang sebegitu parahnya bentuk badan ini sampai orang-orang berkomentar seperti itu?

Sampai di usia gw yang ke-25 tahun, gw masih melakukan #bodyshaming terhadap badan gw sendiri. Kalau lihat kaca, selalu bilang "duh lengan gw gede banget sih" atau "ya ampun ini perut ga kempes-kempes."

Pokoknya gw hobi banget mencela bentuk badan sendiri karena merasa ini semua tidak tepat. Terlalu membandingkan dengan orang-orang sekitar yang badannya kurus langsing dan tinggi atau bahkan lihat dari media sosial. Akhirnya membuat gw merasa perlu seperti dia.

Apakah itu tepat?

Oh.. tentu saja tidak. Gw punya ketakutan sendiri kalau makan terlalu barbar. Padahal sekarang ini punya partner yang hobi banget makan. Alhasil berusaha untuk menahan diri tidak makan banyak. Kalau sudah terlampau makan banyak, besok harus olahraga yang lama biar lemak-lemak pada nyusut.

Apakah itu ngefek?

Gw rasa sih tidak juga ya. Karena berat badan gw termasuk seperti yoyo. Mudah turun tapi cepat juga untuk bisa naik kembali. Cuma biasanya kalau gw merasa berat agak turun akan kelihatan di perut yang rada kempes. Begitu saja gw sudah merasa senang sekali. Karena tidak sia-sia usaha yang gw lakukan.

Gw sampai beberapa bulan mengurangi makan nasi. Bisa dalam satu hari tidak makan nasi sama sekali. Cuma banyakin lauk sama sayur. Ngemil pun buah dan rolled oats, tidak minum manis, tidak makan coklat, tidak makan ice cream, kurangin gorengan. Hasilnya, wuihhh berat badan turun drastis. Gw senang lengan jadi kecilan, perut kempesan, paha juga mulai mengecil.

Tapi itu semua tidak buat gw menjadi sehat.

Ya, gw merasa tidak sehat. Karena gw melakukan diet yang asal-asalan. Gw memang mengurangi makan, namun tidak memperhatikan kalori yang masuk dalam tubuh gw. Alhasil, gw merasa kurus tapi kok jadi kaya penyakitan ya. Sering merasa badan tidak enak, darah rendah sering kumat, perut sering mules, lemas, dll.

Duh sudah kaya abis sakit terus masih dalam fase penyembuhan.

Sampai akhirnya gw sadar bahwa ini tuh salah. Cara yang gw lakukan itu tidak benar. Semua proses yang gw lakukan itu cuma sementara. Betul berat badan turun, tapi malah menimbulkan masalah di lain hal. Bukannya menyelesaikan masalah tentang insecure gw mengenai bentuk tubuh, eh malah muncul masalah baru.

Akhirnya gw membaca buku Imperfect (A Journey to Self Acceptance) karya Meira Anastasia. Buku ini seperti "menampar" gw bahwa cara gw untuk melihat tubuh sendiri itu salah. Gw merasa jahat terhadap diri gw sendiri yang sering mengata-ngatain. Padahal tubuh ini perlu gw rawat dan jaga. Olahraga saja cenderung malas, bagaimana gw bisa kurus dengan sehat?


Gw pun belajar perlahan untuk merubah mindset. Pikiran ini perlu gw ganti dengan yang baru dan pastinya positif. Gw menyadari bahwa segala sesuatu bisa saja diubah, asal dengan cara tepat. Bukan sekedar cepat saja.

Belajar dari buku karya Kak Meira atau Mamak Meira, ternyata perjalanan untuk self acceptance itu tidak mudah. Gw memang tidak sampai di bully yang parah sama orang lain seputar bentuk fisik. Tapi gw malah melakukan bullying yang parah terhadap diri gw sendiri. Ya.. ini gw lakukan oleh gw sendiri.

Seriusan, gw bisa setiap hari mengatai diri gw gendut dan jelek. Susah mau pakai baju tanpa lengan biar bisa terlihat cantik. Padahal partner gw (sih koko) saja tidak masalah dengan bentuk tubuh gw. Dia terima-terima saja dan menurut dia memangnya kenapa kalau ada bagian tubuh yang besar di sana sini. Selama gw sehat, dia sudah senang. Daripada gw kurus tapi penyakitan.

Nah, tanggal 13 April 2019 gw mau mengikuti roadshow Kak Meira seputar bukunya. Nanti akan gw share lagi pengalaman saat mendengarkan beliau berbicara secara langsung. Ini hanya sepenggal kisah gw yang mungkin ada juga segelintir teman-teman yang mirip mengalami seperti ini.

Percayalah tubuh ini indah dan belajarlah untuk rubah pola pikir. Gw sedang berusaha untuk mengubah pola pikir, karena ingin sehat dan terlihat normal. Bukan kurus tapi merasa sakit disini dan disitu.

Maka #stopbodyshaming terhadap orang lain dan terpenting terhadap diri sendiri. 

No comments

Halo, salam kenal!

Terimakasih ya atas kesediaannya untuk membaca tulisan ini. Boleh ditinggalkan komennya agar kita bisa berkomunikasi satu sama lain :)

Sampai berjumpa di tulisan-tulisan berikutnya.